Jumat, 28 Desember 2012

Our Future Part I


Tak kuasa ibu itu menahan tangis seusai melahirkan anak pertamanya. Dengan segenap tenaganya ia mencoba berterima kasih kepada dokter yang membantu proses kelahirannya, apa daya tangan tak sampai ibu itu hanya bisa melihat id nama dokter muda itu yang bertuliskan “M.Fuad.S.Hasan” lalu ibu itu pun tertidur. Satu jam berlalu setelah operasi dokter itu pergi meninggalkan rumah sakit, dalam perjalanan dia menerima pesan singkat bertuliskan “dok, studi banding di Belanda besok. Harap datang”.
       Keesokan harinya, dokter itu pun sudah berada didalam pesawat untuk perjalanannya ke Belanda. Tiba-tiba seseorang menyapa, “maaf pak, silakan pakai sabuk pengamannya kita sudah mau take off”. Dokter itu tersenyum ramah kepada pramugari yang cantik itu, dia menyempatkan mengeja nama pramugari itu, “Rizka Azka Ream Putri”. Dokter itu berpikir, sepertinya dia pernah mengenal orang itu. Tapi tak ada gunanya memikirkan itu.
       Empat jam berlalu, dokter itu tiba di Dubai untuk transit. Dia kembali bertemu pramugari tadi, dan sekilas mengajak berbicara. “maaf sepertinya kita pernah kenal?” dokter itu bertanya. “iya mungkin kita pernah kenal, saya punya banyak teman, mungkin anda salah satu teman saya” sahut pramugari tadi. “ya mungkin begitu” kata dokter itu dengan lesu. Sesampai di pesawat dia baru tahu kalau pramugari tadi adalah temannya semasa SMA, azka namanya…
||

       “Belanda memang kota yang indah”, kata Aziz saat dia baru pertama kali tiba di Belanda. Ini show pertamanya ke Belanda, setelah sebelumnya dia ke Jepang, USA, dan Indonesia. “Lutfil Aziz” pemuda berusia 28 tahun ini seorang artis yang sudah sangat dikenal oleh dunia, dia tak sendiri bersama rekannya yang notabene mantan polisi di Indonesia yang sekarang menjabat sebagai pemain band yang kebetulan satu grup bersama aziz, “Fadli Andria” namanya sebagai melody guitar. Selain itu tak kalah pentingnya bassis mereka yang sudah cukup berpengalaman dalam dunia musik, sayang dari dulu sampai sekarang tampangnya tetap lemas seperti kekurangan hemoglobin, “Bima Agustian WP” lelaki yang dulu disangka homo ini bercita-cita ingin menekuni dunia IT, tapi nasib membawanya kepada aziz dan fadli teman satu bandnya yang sudah cukup ia kenal semasa SMA. Satu lagi orang yang berperan dalam band itu, si keyboard, “Jumadi Rahman”, pemuda ini penuh dengan antusias yang sangat tinggi, sampai-sampai bisa mencolek teman satu bandnya sendiri. Tulang punggung dari band ini terletak pada vokalisnya yang dibilang gendut tidak juga, tetapi dibilang berisi tidak juga “Anom Mutia” cewek yang hampir 11-12 sama gambus ini adalah vokalis band ini, Raskin Band.

||

Dokter itu bertemu kakaknya di Belanda yang bekerja sebagai sutradara film terkenal, “Arifan Yunas” pemuda berkacamata itu sudah menukangi berbagai film terkenal seperti Final Destination 10, SAW 9, dan banyak lagi. Kali ini dia kebetulan tiba di Belanda untuk menukangi film terbaru Spiderman 8. “Cut,cut,cut” teriak sutradara itu, ternyata pemeran Mary Jane dalam film Spiderman 8 telah berpindah tangan ke “Cut Intan Puspitasari” cewek yang dulu bercita-cita menjadi model terkenal, sekarang malah menjadi aktris film. Peran Peter Parker pun telah beralih kepada “Deo Firmansyah” cowok yamg memulai debutnya di dunia film pada tahun 2018, kini sudah sukses dan mulai beradu peran dengan cut yang notabene sudah malang melintang juga di dunia perfilman. Selagi sutradara itu duduk di kursi yang nyaman, dokter itu bertanya “kak, di Belanda Universitas mana yang terkenal?”, “Universita Leiden” sahut sutradara itu. Dokter itu berpikir, apa salahnya dia mengunjungi Universitas yang terkenal di Belanda itu.
Keesekoan harinya, dokter itu bangun pagi-pagi untuk pergi ke Universitas itu. Ditengah perjalanan dia bertemu seorang pelukis, dokter itu terkagum-kagum melihat pelukis itu dengan kuasnya yang mengukir suatu bangunan tua di Belanda, “Heru Kurniawan” begitu katanya setelah ditanya siapa namanya. Pelukis ini keliatan hampir seperti balon raksasa, badannya yang membengkak kira-kira hingga 90kg. Mungkin dia kelebihan makan, pikir dokter itu.
Setelah menginjakkan kaki di Universitas Leiden, dokter itu terkagum-kagum melihat arsitektur dari Universitas itu. Desainnya yang berasal dari zaman bahorok sangat klasik sekali. “Sepertinya anda terlihat kagum?” suara indah itu mengejutkan dokter itu. “haha, sepertinya iya. Bangunannya bagus sekali” sahut dokter itu. “iya begitulah, perkenalkan saya ‘Hafizah Azhar’, saya dosen di Universitas Leiden ini”, kata dosen itu. “Wah, kebetulan sekali, saya bertemu dosen nya langsung” impas dokter itu.
Percakapan mereka berlangsung lama, tak butuh waktu lama untuk membuat mereka berdua akrab. Dokter itu berpikir dia telah bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik, pintar lagi, sepertinya dokter ini menyukai wanita itu. Setelah percakapan itu berlangsung lama, dokter itu berkata singkat “7 p.m in Amsterdam CafĂ©, I will wait youJ”.

||

Saat ini di Belanda memang lagi demam film-film korea. “Film korea itu bagus, ganteng-ganteng lagi pemainnya” begitulah kata mereka. Hari itu memang schedule nya artis korea datang ke Belanda. Seorang gadis yang sangat antusiais ingin mengetahui artis korea itu menyebutkan namanya satu persatu “Khairani Syafitri”, “Asry Nur Mustiqaweni”, “Fajriana”, “Sri Selva” dan banyak lagi. Entah mengapa artis korea itu berkunjung ke Belanda, gak ada kerjaan.

||

Presiden Belanda kedatangan tamu besar, yaitu perdana menteri Jerman. “Ikbal Maulana” Presiden Belanda ini kelihatan sangat ramah kepada perdana menteri Jerman itu “Ria Ayu Ariani”. Memang mereka berdua sangat akrab, tersebar kabar bahwa mereka pernah saling suka saat SMA. Tapi sekarang mereka sudah cukup sukses. Hubungan mereka sekarang ibarat kakak dan adik. Kedatangan perdana menteri Jerman ke Belanda adalah untuk membahas lebih jauh hubungan kedua Negara di bidang politik, ekonomi dan pendidikan.

To Be Continued

Jumat, 03 Agustus 2012

Termasuk mahasiswa apakah anda ???

1. Mahasiswa perfeksionis = mahasiswa yg anti sama nilai B. sekali dpt B langsung guling2 ditanah dan galau 7 turunan.

2. Mahasiswa studyholic = duduk paling depan, sehari2 ngurung diri dalam kamar buat belajar. motto hidupnya “tiada hari tanpa belajar”

3. Mahasiswa idiopatik = ga jelas kehidupannya di kampus. kadang2 ada, kadang2 ga ada.

4. Mahasiswa poli-organisasi = aktif diberbagai organisasi kampus. motto hidupnya “banyak organisasi, banyak rezeki”

5. Mahasiswa pasrah = dapat E? ah tenang, kan ga cuman aku doang yang ga lulus

6. Mahasiswa pecinta = kerjaan sehari2nya pacaran tak peduli tempat, waktu, dan lokasi.

7. Mahasiswa cadaLOver = saking terobsesinya sama cadaver, ampe kuliahnya hanya saat ada materi anatomi atau pratikum anatomi. (#kedokteranonly)

8. Mahasiswa SKS = tipe paling banyak di tiap kampus. belajar sampai larut hanya ketika besoknya ujian.

10. Mahasiswa paket hemat = datengnya pas praktikum,skill lab ma tutor doang

11. Mahasiswa galau = tiap malam ngetweet galau sambil dengerin lagu2 adele

12. Mahasiswa setengah dewa = Tiap hari kerjaan nya maen game dan OL, tapi selalu berhasil kalo ujian.

13. Mahasiswa gaul stadium 4 = ke kampus pakai kaos oblong dan celana jeans

14. Mahasiswa inhibitor = sukanya nanya2 ke dosen sehingga menghambat mahasiswa yg lain utk pulang

15. Mahasiswa kritis : selalu nanya jadwal kuliah padahal modul dia punya, dan bertanya terus kapan dosen masuk

16. Mahasiswa OVJ = tiada hari tanpa membuat tertawa teman2nya

17. Mahasiswa petani = datang paling pagi buat bookingin tempat duduk temen

18. Mahasiswa insert investigasi = niat dateng ke kampus buat nyari gosip2 ter-hot seangkatan

19. Mahasiswa asianlover = tiap hari ngebahas korea. suka teriak2 ga jelas tiap ngeliat foto/ video artis korea

20. Mahasiswa FreeAll = datang ke kmpus bawa laptop untuk dapat ngenet gratis dan download film gratis pake sinyal wifi kampus

21. Mahasiswa the ripper = pembunuh teman saat tutorial

22. Mahasiswa dreamer = kerjaannya tidur di kelas dari awal sampai habis

23. Mahasiswa KW 9 = beli buku yg bajakan semua.

24. Mahasiswa ekstrovert : suka gosipin kelakuan teman²nya & dosen

25. Mahasiswa pa bondan = dateng ke kampus cuma nongkrong di kantin sambil ngeborong kuliner

26. Mahasiswa introvert = punya bahan untuk belajar buat ujian dari dosen hanya disimpan buat sendiri, ogah bagiin ke teman²

27. Mahasiswa perpustakaan berjalan = kemana2 bawa buku yg tebel2

28. Mahasiswa JournalLover = bawa jurnal kemana2 tapi ga paham isinya apa

29. Mahasiswa model : kekampus pakai height heel lebih 10 cm„,

30. Mahasiswa pencabut dompet = sukanya nagih uang ke teman

31. Mahasiswa Konter = datang ke kampus menawarkan jasa pulsa elektrik

32. Mahasiswa recorder = hafal semua yang dikatakan dosen waktu kuliah

33. Mahasiswa program KB = IP 2 cukup

34. Mahasiswa hemat listrik : suka ngecas bb. Laptop,hape dikampus

35. Mahasiswa SOGO = ke kampus dandannya kaya mau liburan keluar negri

36. Mahasiswa hemat air = suka numpang mandi dan BAB di wc kampus

37. Mahasiswa buku berjalan = mahasiswa yang saking pinternya, ditanyain materi selalu bisa jawab

38. Mahasiswa game center = mahasiswa yang datang ke kampus cuma buat maen game online bareng temen seangkatan

39. Mahasiswa cool = paling suka duduk dibawah AC ketika kuliah

40. Mahasiswa las vegas = ke kampus cuma buat maen poker sama UNO di kantin.

41. Mahasiswa olahragawan = ke kampus selalu pake sepatu futsal

42. Mahasiswa superman = kemana-mana sobotta dan dorland d gendong d tas

43. Mahasiswa RU = ada apa apa dikit langsung updet pm, menuhin recent updates

44. Mahasiswa bermodal cinta = datang ke kampus ga bawa apa2

45. Mahasiswa joki 3 in 1 = suka nebeng temen ke kampus

46. Mahasiswa seks bebas = suka nyucuk flashdisk berisi virus ke berbagai laptop

47. Mahasiswa tutorial oriented = hanya belajar keras saat tutorial aja

48. Mahasiswa kupu2 = kuliah-pulang kuliah-pulang

49. Mahasiswa salesman = gaya berpakaiannya susah dibedakan antara mahasiswa dan salesman

50. Mahasiswa gaib = kehadirannya tidak jelas.

51. Mahasiswa kura - kura = kuliah rapat kuliah rapat

52. Mahasiswa Tilang = Titip absen langsung pulang
ardhiansah88 is offline  

Kamis, 21 Juni 2012

Buat apa sih Kuliah? | #jangankuliah

Selamat Kamu sudah jadi mahasiswa
lalu kenapa?
Memang apa sih kerennya jadi mahasiswa? Kamu pikir kamu keren kalau jadi mahasiswa? Dengan jas almamater yang heroik kamu jadi bisa kembali ke sekolah kamu dan berkata, “saya sekarang mahasiswa UNAIR loh” atau “ini nih lihat jaket kuning UI gw”.
Okey, itu memang salah satu bagian menyenangkan yang bisa dibanggakan, tapi kalo udah bangga, kamu mau apa? Apa yang kamu dapatkan dari kebanggaan tersebut?
‘seneng aja’
‘kepuasaan batin’
‘yah keren aja sih’
Ada lagi kah ?
Kamu udah yakin dengan pilihan jurusan dan kampus kamu? Sudah sesuai dengan panggilan jiwa belum? Atau kamui masih bohong sama diri kamu?
‘iya saya sudah yakin kok sama pilihan saya’
‘ah masa sih?, yakin? Itu kok muka masih belum pede tampaknya’
‘ya dibuat yakin dong, kan sudah keterima’
‘bener nih gak nyesel?’
‘emang ada pilihan lain kah?’
Kamu sudah jadi mahasiswa nih sekarang, lalu kamu mau jadikan titel kamu nanti untuk apa? Mau dijadikan apa titel yang kamu raih?
Sobat, kata rektor saya dulu, biaya standar untuk seorang sarjana teknik adalah Rp.28.000.000 setiap semesternya. Jumlah yang yang gak kecil loh, coba saya tanya berapa biaya kuliah? Dulu saya di Itb 1.850.000 per semesternya. Kabarnya sekarang sudah mencapai hingga 5 juta rupiah per semesternya. Okelah kita pakai standar sekarang saja, dan dengan asumsi biaya sarjananya tetap.
Dengan asumsi ini saja saya bisa mengatakan kalau dalam satu semester, minimal kita sudah memiliki hutang 23 juta per semesternya. Hutang? Pasti banyak yang bertanya, itu hutang ke siapa? Hutangnya ke Rakyat Indonesia kawan. Mereka yang bayar pajak itu telah mensubsidi kuliah kamu, khususnya buat kamu yang kuliah di kampus negeri.
Pendidikan yang berkualitas itu hakekatnya memang mahal, pertanyaannya siapa yang akan menanggung biaya pendidikan tersebut? Dalam kasus Indonesia, rakyatlah yang juga dibebankan untuk membiayai kuliah kita.
Saat pertama kali masuk ITB beberapa tahun yang lalu, seorang alumni yang sangat senior berbicara dalam sebuah sesi seminar.
“untuk masuk ITB, perbandingan tingkat kompetisinya adalah 1 banding 20. Artinya ketika kamu bahagia karena telah masuk ITB, ada 19 anak muda Indonesia lain yang menangis kecewa karena gagal diterima di ITB.
Kamu kuliah di subsidi oleh rakyat, maka untuk membalas budi pengorbanan uang yang telah rakyat berikan, kamu minimal harus bisa kasih makan ke 76 orang lainnya. Darimana angka 76 tersebut?
Kita asumsikan 19 orang tersebut menikah dan memiliki dua anak saja, maka itu berarti 19 dikali 4 yaitu 76 orang”
Kata-kata tersebut selalu terngiang di benak saya hingga saat ini, saya selalu berpikir dan mencari jalan bagaimana bisa membuka kesempatan menambah penghasilan bagi 76 orang. Tentu bukan hanya dengan membuka lapangan kerja dengan menjadi entrepreneur, banyak cara untuk bisa berbagi seperti dengan aktivitas sosial.
Bagaimanapun caranya, itulah yang perlu kita sama-sama pikirkan. Bahwa kamu jadi mahasiswa itu tidak mudah dan tidak bisa asal-asalan. Kamu perlu tanya ke diri kamu, “saya mau berkontribusi apa selama jadi mahasiswa dan setelah lulus untuk negeri ini?
Karena kuliah kamu bukan hanya menyangkut diri kamu, tetapi juga ratusan juta rakyat Indonesia di masa kini dan masa depan. Mahasiswa seringkali disebut sebagai unsur perbaikan negara, ya benar adanya kalimat tersebut. Karena ditangan mahasiswa yang nantinya akan masuk ke dunia nyata lah negeri ini bergantung harapan.
Kamu kuliah, kamu termasuk dalam 18% rakyat Indonesia usia 18-23 tahun yang beruntung bisa menikmati bangku di perguruan tinggi. Jumlahnya tidak sampai 4.5 juta saja mahasiswa itu. Maka renungkanlah nasih 78%  rakyat Indonesia lainnya yang
Karena kamu itu mahasiswa, ada kata MAHA di depan siswa. Maha itu identik dengan tidak terbatas dan tidak pernah habis. Perlu di ingat, bahwa penggunaan kata MAHA itu identik dengan sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan (e.g Maha Pengasih,dan Maha Penyayang). Menariknya bahasa Inggris nya dari Mahasiswa adalah student, atau terkadang ditambahkan College Student. Bahasa arabnya mahasiswa adalah thulabiy, sama dengan siswa. Mereka tidak menggunakan terminologi Great Student atau AkbaruThulabiy sebagai kata ganti mahasiswa.
Hanya di Indonesia yang menggunakan pola kata seperti ini. Kenapa? Karena ada sebuah harapan khusus bagi mahasiswa Indonesia untuk bisa memiliki karakter seorang MahaSiswa, seorang yang tidak pernah terbatas hasratnya untuk bisa menuntut ilmu.
Dalam sebuah lirik lagu perjuangan kampus yang berjudul “Kampusku”, sang pengubah lagu menuliskan seperti ini;
Berjuta Rakyat Menanti Tanganmu
Mereka Lapar dan Bau Keringat
Kusampaikan Salam Salam Perjuangan
Kami Semua Cinta Indonesia
Tapi kamu juga jangan terlalu Geer dulu dengan segala sanjungan untuk mahasiswa, itu gak sekeren itu kok, kadang malah cuma klise belaka. Saya malah berpikir terlalu banyak pujian untuk seorang yang menyandang label mahasiswa. Padahal jadi mahasiswa gak sekeren itu kok, apa sih mahasiswa? Belajar males, kajian kebangsaan cuek, demo di jalan gak mau, kegiatan pengembangan masyarakat juga gak peduli, bahkan fokus pada kompetensinya saja juga enggan.
Apa sih mahasiswa itu? Cuma mampu mejeng dengan tampang keren, sok bawa mobil ke kampus padahal uang orang tua. Bergaya sana sini, ganti pacar tiap bulan, gak nyimak dosen di kelas, ke kampus dandannya udah seperti mau ke resepsi pernikahan.
Ngapain sih tuh mahasiswa? Selama empat tahun di kampus akhirnya gak aplikasi ilmunya, berpikir gimana ngasih makan dirinya saja, lupa kalau dia di bayarin rakyat saat kuliah, jadi manusia hedon yang lupa kalau masih banyak rakyat yang lapar dan bau keringat.
Ah mahasiswa, apa pentingnya? Cuma bisa kritik keadaan negeri tanpa mau berpikir apa yang bisa ia lakukan untuk negerinya. Hanya ribut diantara mahasiswa, bakar ban dan akhirnya rakyat lagi yang kembali menderita.
HEI KAMU YANG MENGAKU MAHASISWA !
Coba sekarang saya tanya buat kamu yang mau lulus kuliah, buat apa sih kamu kuliah? Abis kuliah mau kemana?
‘ikutin aja kemana angin membawa’
‘yah kita lihat nantilah gimana abis wisuda’
‘mau kerja dulu deh, sambil mikir mau ngapain setelahnya’
Umm. Okey, tidak ada yang salah dengan kalimat-kalimat tersebut. Tetapi kalimat-kalimat ini menandakan masih banyak diantara mahasiswa dan alumni muda yang bahkan tidak tau mau ngapain setelah lulus.
Helloooo
Dimana #panggilanjiwa kamu kawan? Masih belum berjumpakah dengan #panggilanjiwa kamu itu? Atau bahkan kamu tidak berusaha mencarinya?
Sobat,apakah dunia kampus belum cukup untuk kamu dalam mem-#bangunmimpi? Butuh berapa lama lagi untuk kamu agar bisa menemukan dan merencanakan mimpi besar kamu sobat? Atau jangan jangan kamu lebih nyaman dalam ketidakpastian mimpi kamu?
Mereka yang tidak punya mimpi akan terjebak pada kegalauan hidup, dan bila kegalauan hidup menemani mereka maka ketidakpastian akan menjadi sahabat, dan akhirnya berujung pada ketidakjelasan manfaat hidup itu sendiri.
APA KONTRIBUSI KAMU UNTUK NEGERI?
Percuma saja kamu kuliah kalau ternyata pilihan jurusannya bukan yang kamu minati, bohong dengan #panggilanjiwa hanya untuk mengejar titel di kampus negeri saja. Hidup itu bukan sekedar titel kamu di dapat dimana, tetapi kamu mau berbuat apa dengan titel tersebut untuk kebaikan dan kebermanfaatan.
Kamu pikir jadi alumni dari kampus beken itu terjamin masa depannya kawan? Saya justru banyak kenal teman, senior, dan junior saya di kampus yang luntang-luntung gak jelas karena penuh kegalauan dalam menatap masa depan. Mereka tidak membangun karakter diri selama jadi mahasiswa. Akibatnya? Hidup segan, Mati enggan.

Lantas, apa yang bisa dibanggakan ketika setelah lulus hanya menjadi sekrup kapitalis yang menghambakan diri pada uang dan rela ketika sumber daya negeri ini dikeruk untuk kepentingan asing semata. Apa kalian lupa kalau kalian kuliah disubsidi oleh negara? Uang rakyat itu kawan? Hasil pajak mereka yang berharap negeri ini lebih baik.
Buat saya, percuma belajar mati-matian masuk perguruan tinggi kalau ujung-ujungnya hanya memetingkan isi perut belaka dan tidak mampu berkontribusi untuk bangsa. Sayang banget kawan, bila 4-5 atau bahkan 6 tahun kuliah pada akhirnya hanya menjadi perusak negeri, yang serakah atas kebutuhan dunia.
Atau lebih sadis lagi mereka para koruptor yang menghabiskan hidup untuk merusak moral sosial bangsa. Seharusnya mereka mereka inilah yang di klaim oleh Malaysia bukan budaya Indonesia.
Rakyat negeri ini membiayai kamu kuliah bukan hanya untuk mendapatkan IPK Cum Laude atau terancam Cum Laude. Yakin nih yang IPK nya 4.00 itu benar-benar cerdas? Jangan-jangan mereka cuma seorang robot yang jago menyelesaikan soal ujian, tetapi gamang dalam menghadapi soal kehidupan.
Kamu kuliah di kampus teknik, jadilah teknokrat yang visioner. Kuliah di fakultas hukum, jadilah advokat yang adil. Belajar di jurusan ekonomi, maka jadilah ekonom yang bijak. Atau bila kamu kuliah di kampus pertanian, bangunlah negeri ini dengan ilmu pertanian yang kamu miliki, jangan mangkir dari kompetensi dan malah berpikir untuk menjadi bankir.
Kuliah itu mahal kawan, setau saya di UI sudah Rp.25.000.000, di ITB bahkan ada yang mencapai Rp.50.000.000. Biaya per semester juga sudah semakin besar, lalu apa yang kamu cari setelah lulus? Hanya bekerja sebagai pegawai kah pilihan hidup kamu?
Masih banyak anak muda Indonesia yang tidak kuliah. Atau alumni kampus yang katanya beken dan akhirnya memilih untuk bersaing dalam job fair dengan alumni kampus yang katanya ga beken? Gak malu ya sobat?
Yuk kita berpikir #beda , jangan berpikir “mau kerja di perusahaan apa”, melainkan “mau buka lapangan kerja dimana ya”
Saya sering bilang ke mahasiswa ITB, buat apa kamu bangga masuk ITB kalau hanya bisa jadi mahasiswa KUPU KUPU alias kuliah pulang kuliah pulang. Mending kamu sekalian aja pulang ke rumah orang tua kamu. Karena kita kuliah bukan hanya untuk mengejar nilai, kita kuliah untuk menikmati proses pembelajaran diri dalam setiap kesempatan.
Malu lah pakai jaket kuning UI yang katanya keren itu kalau gak peka sama isu sosial masyarakat, hanya mengenal kuliah-kafe-mall saja. Helloo kawan, itu jaket kuning lambang perjuangan, apa kontribusi kamu untuk negara. Kalau kamu sudah berkontribusi untuk negeri, barulah boleh sedikit bangga dengan jaket kuning kamu sobat!
Atau mahasiswa UGM yang terkenal dengan jaket warna karun goni, itu warna kerakyatan, maka segen saya lihat mahasiswa UGM kalau melihat dan memikirkan realita rakyat aja gak mau. Jaket mu itu bukti pengorbanan sobat!
Malu lah gw jadi mahasiswa kalau sepanjang masa kuliahnya gak pernah demo di jalan
Ah capeklah kuliah itu kalau hanya mengejar Nilai tetapi anti sosial, menjadi manusia robot yang bangga jadi sekrup kapitalis.
Buat kamu yang baru lulus SNMPTN atau segala bentuk ujian masuk perguruan tinggi lainnya. Berani janji kontribusi apa selama jadi mahasiswa? Atau udah cukup bangga dengan label mahasiswa?
Masuk jurusan kedokteran kampus beken, tetapi gak mau praktek di daerah terpencil, hanya mau jadi dokter di kota. Hmm percuma deh, di kota di daerah daerah aja masih kekurangan dokter, di kota dokter menumpuk. Hmm mendingan mundur deh.
Ayolah kawan! Kita MAHAsiswa, ada kata Maha di depan siswa, masa masih sama sama aja konsep berpikirnya dengan mereka yang tidak sekolah. Malu la kita sama tukang bakso yang bisa punya 3 pegawai, mereka yang tidak kuliah aja bisa ngasih makan orang lain, lah mahasiswa? Bangun Idealisme itu kawan, sejak mahasiswa, kesempatan terakhir untuk membangun idealisme itu ada di kampus. Setelah lulus, kalian akan menikmati dunia nyata yang sangat kejam dan pragmatis.
Hidup itu bukan hanya tentang duit, duit, dan DUIT.
Mahasiswa itu #beda!
Yuk kita bangun konsep berpikir yang dewasa. Jangan bangga ke kampus pakai mobil orang tua untuk mejeng sana sini dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar, manja dalam belajar serta lemah karakter. Percuma nanti di hari wisuda, para alumni itu hanya menambah daftar pengangguran negeri ini, buat apa kamu kuliah sobat?
Sobat, mari kita maknai dengan #bijak kenapa kita harus kuliah. Ini bukan hanya sekedar mengikuti kebiasaan banyak orang. Tetapi ini tentang upaya membuat diri kita lebih mampu berkontribusi untuk pembangunan bangsa.
Sobat, kamu mau berkontribusi apa selama kuliah?
“Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”
-Ki Hajar Dewantara-